Monday 6 October 2014

Pulau Terluar di Selatan Indonesia

Pulau Ndana

Batasnegeri.com: Pulau Ndana termasuk dalam lima pulau terluar di NTT dan salah satu dari 92 pulau terluar di Indonesia. Pulau ini seluas 14,19 km persegi atau sekitar 1.400 hektare itu terletak di wilayah Kabupaten Rote Ndao, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) dan berbatasan langsung dengan Australia

 

Jarak pulau Ndana dengan Kota Kupang kurang lebih 120 mil, sedangkan dengan pulau Rote sekitar 4 mil. Untuk mencapai Pulau Ndana perjalanan yang ditempuh dari pelabuhan Tenao Kupang dengan kapal laut ke Kabupaten Rote Ndao di Ba’a selama kurang lebih 2,5 jam, selanjutnya menggunakan angkutan darat dari Ba’a ke desa Bo’a atau desa Oenggaut selama kurang lebih 1,5 jam, kemudian dari Desa Ba’a atau Desa Oenggaut dengan perahu motor ke pulau Ndana selama kurang lebih 35 menit.

Meskipun Pulau Ndana ini tidak jauh dari pulau Rote, namun untuk mencapai pulau tersebut membutuhkan waktu yang cukup banyak, dikarenakan aksebilitas menuju pulau ini cukup sulit dengan tidak adanya transportasi reguler dari atau menuju pulau tersebut, untuk mencapainya hanya dapat dilakukan dengan menyewa perahu nelayan dari desa Bo’a atau Desa Oenggaut.  

Pulau ini memang belum didiami, tetapi memiliki sumber daya alam yang potensial, sehingga di sana ditempatkan personel TNI. Sejak tahun 2006 telah dibangun Pos dan Barak untuk prajurit TNI seluas 500 meter perseg. Pos ini dibangun atas kerjasama Kementerian Pertahanan didukung Lantamal VII Kupang beserta Pemkab Rotte Ndao.

Tahun 2010 pemerintah melengkapinya dengan pembangunan patung Jenderal Sudirman yang dibangun di atas taman seluas 1 hektare. Patung ini diresmikan Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso pada Senin 2 Agustus 2010. Bupati Rote Ndao, Lens Haning menyatakan, dengan adanya Patung Sudirman ditengah-tengah pulau Ndana, memberikan bukti bahwa tidak akan ada klaim dari pihak manapun untuk merebut pulau itu dari NKRI.

Hingga  September 2013 Pemerintah telah merampungkan pembangunan Kantor Posal, Menara dan 2 unit Rumah Dinas (1 Kopel) berikut alsatri dan gengset.  Sedangkan perizinan pembangunan dan pemberian Lahan Pembangunan Pos TNI AL  telah diberikan langsung oleh Bupati Rote Ndao Drs. Leonard Haning, MM kepada Kementerian Pertahanan. Tanah untuk pembangunan barak TNI diberikan secara cuma-cuma oleh keluarga Mesakh sesuai surat permohonan Komandan Korem 161 Wirasakti Kupang pada 3 September 2007. Mereka juga menyerahkan tanah seluas 400 meter persegi pada 2001 untuk pembangunan mercusuar. Ketika itu keluarga menerima ganti rugi sebesar Rp3 juta dari pemerintah daerah setempat.

Dalam perjanjian antara TNI dan Keluarga Mesakh (selaku pemilik hak ulayat atas Pulau Ndana) disebutkan melarang anggota TNI untuk mengambil sarang burung walet di 125 gua, menembak rusa dan menjaga hutan tersebut agar tetap utuh.

Meskipun hanya merupakan pulau kecil yang tidak berpenghuni, pulau ndana memiliki pesona alam yang luar biasa. Pulau di ujung selatan wilayah Indonesia ini memiliki pantai indah yang landai dan berpasir putih.

Di pulau ndana juga terdapat padang savana serta bukit karang berhutan. Padang savana di pulau paling selatan ini menjadi habitat rusa Timor (Cervus timorensis).  yang banyak ditemukan di sepanjang Pulau ndana dan pulau Rote. Saat ini Pulau ndana Rote tengah diupayakan menjadi tempat konservasi Rusa oleh pemerintah Nusa Tenggara Timur.

Potensi kekayaan alam lainnya yang dipunyai oleh pulau tanpa penghuni tetap ini adalah Danau Merah. Danau Merah terletak di tengah-tengah pulau Pulau Dana. Selain itu juga terdapat sarang burung walet yang tersebar di 125 gua, sentigi (Phempis acidula), kayu eboni (Diospyros celebica Bakh), dan kayu gaharu (Aquilaria moluccensis).

Bupati Rote Ndao beserta Muspida setempat telah mengadakan Upacara Bendera HUT kemerdekaan ke-67 Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 2012 di Pulau Ndana sebagai wujud peningkatan wawasan kebangsaan dan nilai integritas Bangsa yang berdaulat. Selain itu juga untuk  mempromosikan keindahan alam dan pantai serta potensi kekayaan alam di pulau ini kepada wisatawan dunia dan juga wisatawan lokal.

Sunday 5 October 2014

Ujung Selatan Indonesia

Pulau Rote


Kabupaten Rote Ndao terbentuk pada tahun 2001 dengan ibukota terletak di Ba'a. Daerah ini sebelumnya adalah bagian dari Kabupaten Kupang. Kabupaten ini terkenal dengan tempat pariwisata yang begitu indah seperti Pantai Nemberala dan Pantai Boa. Kedua pantai ini merupakan surga bagi para peselancar di dunia karena terkenal dengan ombak yang besar. Di Rote sendiri memiliki keunikan di kantor bupatinya dimana atap kantor bupatinya ynag berbentuk Ti’i Langga
Akses transportasi dan akomodasi ke daerah ini juga sudah cukup lengkap. Bandar Udara Lekunik merupakan akses transportasi utama menuju daerah ini. Dari jalur laut 2 pelabuhan utama yaitu, Pelabuhan Ba'A sebagai tempat bersandarnya kapal Express Bahari dari dan ke Kupang ibukota Provinsi NTT, dan Pelabuhan Pantai Baru yang melayani penyeberangan kapal fery indonesia dari dan ke Rote dari Kupang, ibu kota Nusa Tenggara Timur, daerah ini bisa dicapai dengan angkutan laut maupun pesawat terbang. Lalu lintas barang dan jasa umumnya mengandalkan kapal feri yang setiap hari melayani rute Kupang-Ba'a sekitar empat jam. Rute lain, seperti Makassar dan Surabaya, dilayani oleh perahu dan kapal motor dari pelabuhan rakyat (Pelra), seperti Papela (Rote Timur), Oelaba (Rote Barat Laut), Batutua (Rote Barat Daya), dan Ndao (Pulau Ndao). Jalur udara sampai sekarang hanya seminggu sekali.
Untuk transportasi darat yang menghubungkan daerah-daerah di pelosok Kabupaten Rote Ndao dapat diakses melalui Terminal Laitasi dan Terminal Metina di Kecamatan Lobalain, Terminal Baudale di Kecamatan Rote Tengah dan Terminal Pantai Baru di Kecamatan Pantai Baru.
Demikian deskripsi singkat tentang pulau Rote, deskripsi selanjutnya akan dibahas pada artikel berikutnya
Terima kasih